Skip to main content

"Kok bisa?"

 "Gimana caranya kuliah sambil kerja?kok bisa sih bagi waktunya?"

Pertanyaan seperti ini kalau gue kumpulin mungkin udah jadi keripik singkong enak setoples  yang dimakan sore-sore sambil dengerin gemericik air bareng sama yang nanya. Tipikal orang yang bertanya beda-beda soalnya. Ada yang gue jelasin sedikit dan sudah cukup menjawab. Sebagian lainnya ada yang udah gue jelasin panjang lebar kali tinggi tapi masih butuh waktu berepisod-episod untuk menjawab keingintahuannya. Tapi gapapa. Gue jadiin momen ini sebagai bercandaan bareng temen-temen kalau gue lagi jadi artis yuni ayunda (abis ini jangan di bully,please!).

Jadi, waktu itu gue cari kerja part time di situs online. Apa aja akan gue ambil selagi halal dan ngga nganggu jam kuliah. Meskipun gue memang mau banget kerja tapi kuliah tetep gue prioritaskan. Hasil pencarian pun mempertemukan gue dengan jadwal walk in interview di Pizza Marzano Pondok Indah Mall. Gue masih ingat banget kalau waktu walk in itu gue pakai baju hitam putih yang kebetulan peraturan untuk mengikuti UAS dikampus adalah pakaian hitam putih. Ibaratnya sekalian lah bajunya. Saat itu gue bener-bener abis UAS langsung ke PIM. 

Sejujurnya gue pasrah gitu saat itu. Gue liat yang dipanggil interview cepet-cepet banget. Ngga ada 3 menit. Nah pas giliran gue dipanggil, gue mencoba menjelaskan background gue sebanyak-banyaknyaaaaa. Ngobrol sana sini sampe gue dan Mam Heska (pihak HRD) ngga sadar kalau sudah 20 menit berlalu. Oiya, kalau boleh saran kalau lo interview buat part time, lo harus nanya banyak hal yang kemungkinan-kemungkinan buruk nanti terjadi ketika lo bekerja kayak :
  • Jam kerjanya gimana?
  • Kalau bentrok sama jadwal kuliah gimana?
  • Kalau misalkan ada jadwal kelas pengganti gimana?
  • Kalau lagi UAS gimana? (Gue maunya libur selama UAS biar fokus)
  • Kalau sakit gimana?
Nah setelah tahap ketemu HRD, gue dipanggil lagi satu minggu kemudian oleh Pak Dedi. Dia Storetraineer. Gampangnya dia adalah orang yang memastikan kualitas karyawan Pizza Marzano bekerja sesuai dengan rules (ganteng banget lagi orangnya). Mantap jiwoooo. Waktu itu gue mendiskusikan perihal jadwal nantinya. Setelah itu prosesnya pun jadi lebih intens. Medical checkup, urus surat kontrak, ambil seragam dan taraaaaa akhirnya dunia part time pun dimulai. 

Fyi, aja gue dapat jadwal siang mulu. Selalu malahan. Jadi gue selalu pulang malem banget. Sekitar jam satu malem baru sampe rumah. Kalau gue ada kelas pagi sampe siang, biasanya gue masuk kerja jam enam sore, ambil yang empat jam kerjanya tapi tetep sampe rumah jam satu. Awal mula kenapa gue sampai sekarang insomnia adalah jadwal part time ini. Sampai dirumah pun gue ngga langsung tidur dan mimpi indah cuy. Kangen-kangenan dulu sama tugas, materi perkuliahan atau baca-baca yang emang gue mau baca. Sampai akhirnya gue terbiasa tidur sekitar 4 jam saja. 

Okay gue tarik kebelakang dulu nih ceritanya. Sebenernya kampus gue itu sistem jadwalnya dibuat dengan sistem isi KRS online dimana sebelum periode pengisian akan ada informasi jadwal kelas berisi hari dan jam tiap mata kuliah beserta nama dosennya. Jadi sebuah keberuntungan buat gue karena bisa atur jadwal kuliah sendiri. Gue tipe yang suka numpukin jadwal kelas dalam satu hari. Jadi, dalam satu hari gue bisa tiga sampai empat mata kuliah alias suka seharian gitu kelasnya dari pagi sampai sore. Jadi, dalam seminggu total hari ke kampus hanya tiga atau empat hari. Nah sisanya gue pakai untuk jadwal kerja. Ngga ada hari libur dalam seminggu? Emang iya.  Sistem jadwal yang "nggak pernah ada libur" ini pun gue terapin sampai gue lulus. (makanya gue jadi suka sok sibuk gitu ahaha)

"Terus gimana kalau ada tugas kuliah? ngerjainnya kapan?"

 Sebenarnya kalau untuk tugas gue lebih flexibel untuk kapan aja ngerjainnya. Disaat ada waktu kosong ya gue pakai untuk ngerjain tugas kuliah. "Kalau terus-terusan ga ada waktu kosong gimana?". Gimana ye, kalau udah kayak gitu udah lebih menyangkut ke perjuangan dan kerja ikhlas. Gini, gue selalu coba buat ngorbrol sama diri sendiri. Orang lain bisa tidur dengan layaknya manusia tidur yaitu 8 jam karena mereka punya waktu. Sementara gue engga punya waktu jadi mau ngga mau jam tidur dipakai buat ngerjain tugas. Lagi pula, tidur itu kan ngga harus diatas tempat tidur bukan? dan bisa dicicil kapan aja kan? Gue sering banget nempel dinding dikit trus ketiduran. Ada meja dikit, gue taro tas gue diatasnya trus gue tidur. Lantai bersih dikit dan bisa dipakai guling-gulingan gue pun tidur. Segitunya kah? Enggaklah. Itu mah karena gue orangnya nempel molor wkwk. Tapi tidur cuma tiga sampai empat jam itu beneran genk.

Segitunya kah kerja sambil kuliah?

 Nanti deh diceritain enak engga nya kuliah sambil kerja. Dadah


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Sempurna dalam imajinasi

Datang tiba-tiba tanpa ada peringatan dan berperan seolah bagaikan kehangatan senja. Aku sedang trauma dengan keadaan yang berjalan tidak sesuai rencana dan belum berniat menata kembali untuk percaya. Namun, kenapa kamu malah membuat aku menoleh seolah kamu makhluk sempurna dari setiap sisinya dan membuatku lupa akan semua? Kamu bersikap jauh dari apa yang aku duga. Memberikan seluruh waktu yang kamu punya ditengah kesibukan yang melanda, memastikan aku baik-baik saja meski jarak memisahkan. Dan bahkan memberikan semangat agar tidak terlalut dalam luka. Hari itu, aku lebih tegar dari biasanya. Sekarang aku lebih memilih sibuk menunggu janji yang katanya kamu akan menemaniku sepanjang waktu meski hanya lewat pesan whatsapp. Meskipun semua orang mencemaskan tingkah bodoh ini tapi aku tunjukan bahwa sikap tertutup diri ini hanyalah halaman pembuka bukan gambaran dari apa yang dirasa. Karena, mereka tak perlu tau bahwa ada kamu yang menjadi hangatnya senja setelah teri...
2 comments
Read more

Untukmu, jika sudah lelah

Ada beberapa hal yang memang harus diikhlaskan karna memang sudah tak akan terbalas. Seperti halnya aku yang selalu memandangimu dari kejauhan namun tak pernah kau memandangku balik, seperti halnya aku yang selalu menyimpan suara khas tawamu dalam memori namun tak pernah kau sadari, dan atau seperti halnya perasaan yang selalu bertahan yang padahal selalu terkalahkan oleh kenyataan. Ketika duduk bersamamu aku sudah berniat bilang "senyummu manis ya" namun seketika ditelan kembali karna kamu lebih menggebu-gebu untuk cerita hari mu yang tak sengaja bertemu dan tersenyum bersamaan dengannya ,yaudah aku simpen lagi kalimat itu. Trus ketika aku mau bilang "tawa mu gurih ya, boleh aku bawa pulang ga untuk aku jadikan cemilan kalo-kalo aku kelaparan dengan keceriaan mu?", eh kamu malah bilang kamu lagi seneng karna kamu bisa ketawa bareng dengannya dikampus, yaudah aku simpen lagi. Aku kumpulin lagi semangat, ngerangkai kata-kata lagi, dan ngumpulin niat lagi bua...
Post a Comment
Read more

KOPI

Kamu itu buat aku kayak kopi. Kalo aku minum kopinya terlalu cepat akan panas dan yang ada nanti lidahku kesakitan. Sama seperti kalau aku bilang suka ke kamu terlalu cepat ternyata kamunya ngga suka yang ada kita menjauh satu sama lain. Tapi kalau aku minum kopinya pelan-pelan, aku rasa kita gitu-gitu aja. Ngga maju dan ngga mundur. Sama seperti halnya aku dengan kamu. Kita juga akan jalan ditempat. Kalau aku minumnya kelamaan yang ada kopinya keburu dingin atau malah diminum orang lain. Yang artinya, entah aku yang sudah bersama orang lain atau hubungan yang ngga jelas ini akan berakhir. Aku juga tau kopi itu mirip kamu yang suka kasih banyak rasa ke aku. Lewat kamu aku bisa rasain manisnya gula seperti ketika kamu kasih kenangan yang kadang buat aku senyum-senyum sendiri. Tapi kopi itu juga ada rasa pahit. Jadi ingat pas kamu berhasil bikin aku nangis. Tapi ya namanya kopi mau pahit juga kan tetep aja diminum.  Nah sekarang permasalahannya adalah kopi rasa ka...
Post a Comment
Read more