Datang tiba-tiba tanpa ada peringatan dan berperan seolah bagaikan kehangatan senja.
Aku sedang trauma dengan keadaan yang berjalan tidak sesuai rencana dan belum berniat menata kembali untuk percaya. Namun, kenapa kamu malah membuat aku menoleh seolah kamu makhluk sempurna dari setiap sisinya dan membuatku lupa akan semua?
Kamu bersikap jauh dari apa yang aku duga. Memberikan seluruh waktu yang kamu punya ditengah kesibukan yang melanda, memastikan aku baik-baik saja meski jarak memisahkan. Dan bahkan memberikan semangat agar tidak terlalut dalam luka.
Hari itu, aku lebih tegar dari biasanya.
Sekarang aku lebih memilih sibuk menunggu janji yang katanya kamu akan menemaniku sepanjang waktu meski hanya lewat pesan whatsapp. Meskipun semua orang mencemaskan tingkah bodoh ini tapi aku tunjukan bahwa sikap tertutup diri ini hanyalah halaman pembuka bukan gambaran dari apa yang dirasa. Karena, mereka tak perlu tau bahwa ada kamu yang menjadi hangatnya senja setelah teriknya matahari seharian. Yang akhirnya bisa membuat aku berdiri untuk berpijak walau lelah menghadapi berbagai masalah.
Sekarang aku dilema karena hati ini mulai kecanduan menceritakan segala keluh kesah yang dirasa kepadamu karena kenyamanannya yang lebih dari sebuah pundak lalu beriringan dengan pertanyaan "seberapa lama nyaman ini akan tinggal?"
Paansih kesel bacanya
ReplyDeletekesel tapi dibaca. love u din!
Delete